Negara Mana Saja Yang Bukan Anggota MEE?
Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), atau European Economic Community (EEC), adalah organisasi regional yang didirikan pada tahun 1957 dengan tujuan mengintegrasikan ekonomi negara-negara anggotanya. MEE kemudian menjadi bagian penting dari Uni Eropa (UE). Nah, guys, pertanyaan yang sering muncul adalah negara mana saja sih yang nggak termasuk anggota MEE? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Sejarah Singkat dan Tujuan MEE
Sebelum kita membahas daftar negara yang bukan anggota, mari kita pahami dulu latar belakang dan tujuan dibentuknya MEE. Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) didirikan berdasarkan Perjanjian Roma pada tahun 1957 oleh enam negara pendiri: Belgia, Prancis, Italia, Luksemburg, Belanda, dan Jerman Barat. Tujuan utama MEE adalah menciptakan pasar bersama, serikat pabean, dan kebijakan ekonomi yang terkoordinasi di antara negara-negara anggotanya. Integrasi ekonomi ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, stabilitas, dan kesejahteraan di Eropa.
MEE mencapai banyak keberhasilan dalam beberapa dekade. Penghapusan tarif dan hambatan perdagangan lainnya di antara negara-negara anggota memungkinkan arus barang, jasa, modal, dan tenaga kerja yang lebih bebas. Kebijakan pertanian bersama (CAP) membantu menstabilkan pasar pertanian dan mendukung petani Eropa. Dana pembangunan regional membantu mengurangi kesenjangan ekonomi antara wilayah-wilayah yang berbeda di Eropa.
Pada tahun 1993, MEE secara resmi diubah namanya menjadi Masyarakat Eropa (ME). Perubahan ini mencerminkan cakupan integrasi yang lebih luas, yang tidak hanya mencakup aspek ekonomi tetapi juga bidang-bidang lain seperti kebijakan sosial, lingkungan, dan keamanan. Kemudian, pada tahun 2009, Masyarakat Eropa secara resmi dibubarkan dan digantikan oleh Uni Eropa (UE). UE mewarisi semua aset dan kewajiban ME, dan terus mengembangkan integrasi Eropa di berbagai bidang.
Jadi, intinya, MEE adalah fondasi penting bagi integrasi Eropa modern. Keberhasilannya dalam menciptakan pasar bersama dan kebijakan ekonomi yang terkoordinasi telah membuka jalan bagi pembentukan Uni Eropa yang lebih luas dan terintegrasi. Meskipun MEE tidak lagi eksis sebagai entitas terpisah, warisannya tetap hidup dalam Uni Eropa dan terus membentuk masa depan Eropa.
Daftar Negara yang Bukan Anggota MEE
Oke, sekarang kita fokus pada inti pertanyaan: negara mana saja yang nggak pernah jadi anggota MEE? Daftar ini cukup panjang karena banyak negara yang memilih untuk tetap di luar atau bergabung di kemudian hari setelah MEE berkembang menjadi Uni Eropa. Berikut beberapa di antaranya:
- 
Negara-negara EFTA (European Free Trade Association):
- Swiss: Negara ini terkenal dengan netralitasnya dan sektor keuangan yang kuat. Swiss memilih untuk tidak bergabung dengan MEE karena khawatir akan kehilangan kedaulatan dan identitasnya.
 - Norwegia: Meskipun beberapa kali mencoba melalui referendum, Norwegia tetap di luar MEE dan kemudian UE. Industri perikanan dan kekhawatiran tentang kedaulatan menjadi alasan utama.
 - Islandia: Negara kepulauan ini juga memilih untuk tidak bergabung, terutama karena sektor perikanan yang sangat penting bagi ekonominya.
 - Liechtenstein: Negara kecil ini mengikuti kebijakan Swiss dan tetap berada di luar MEE/UE.
 
 - 
Negara-negara Eropa Timur (sebelum ekspansi UE):
- Sebelum runtuhnya Tembok Berlin dan ekspansi Uni Eropa ke arah timur, banyak negara di Eropa Timur yang berada di bawah pengaruh Uni Soviet dan tidak memiliki hubungan dekat dengan MEE. Negara-negara ini termasuk Polandia, Hungaria, Republik Ceko, Slowakia, Rumania, dan Bulgaria. Setelah perubahan politik dan ekonomi, negara-negara ini akhirnya bergabung dengan UE pada tahun 2004 dan 2007.
 
 - 
Negara-negara Balkan:
- Albania: Negara ini baru-baru ini menjadi kandidat untuk bergabung dengan UE, tetapi tidak pernah menjadi anggota MEE.
 - Bosnia dan Herzegovina: Sama seperti Albania, negara ini masih dalam proses menuju keanggotaan UE.
 - Serbia: Serbia juga merupakan kandidat untuk bergabung dengan UE.
 - Makedonia Utara: Negara ini telah lama berupaya untuk bergabung dengan UE, tetapi menghadapi berbagai kendala politik.
 - Montenegro: Montenegro juga sedang dalam proses negosiasi untuk bergabung dengan UE.
 
 - 
Negara-negara Lainnya:
- Turki: Turki telah menjadi kandidat untuk bergabung dengan UE selama bertahun-tahun, tetapi prosesnya berjalan sangat lambat dan penuh tantangan.
 - Ukraina: Ukraina memiliki perjanjian asosiasi dengan UE dan sedang mempertimbangkan untuk mengajukan permohonan keanggotaan penuh.
 - Belarus: Belarus memiliki hubungan yang kompleks dengan UE dan tidak menunjukkan minat yang kuat untuk bergabung.
 
 
Alasan Negara Tidak Bergabung dengan MEE/UE
Ada banyak alasan mengapa sebuah negara memilih untuk tidak bergabung dengan MEE atau Uni Eropa. Beberapa alasan yang paling umum meliputi:
- Kedaulatan Nasional: Beberapa negara khawatir bahwa bergabung dengan organisasi supranasional seperti UE akan mengurangi kedaulatan nasional mereka dan memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada Brussels (pusat pemerintahan UE).
 - Netralitas: Negara-negara seperti Swiss dan Austria memiliki tradisi netralitas yang kuat dan tidak ingin terlibat dalam kebijakan pertahanan dan keamanan UE.
 - Ekonomi: Beberapa negara khawatir bahwa bergabung dengan UE akan merugikan ekonomi mereka, terutama jika mereka memiliki sektor-sektor tertentu yang tidak kompetitif atau sangat bergantung pada sumber daya alam tertentu (misalnya, perikanan di Norwegia dan Islandia).
 - Politik: Beberapa negara menghadapi kendala politik internal atau eksternal yang membuat mereka sulit untuk bergabung dengan UE. Ini bisa termasuk konflik dengan negara-negara anggota UE lainnya, masalah dengan supremasi hukum, atau ketidakstabilan politik.
 - Opini Publik: Dalam beberapa kasus, opini publik di suatu negara mungkin tidak mendukung keanggotaan UE. Ini dapat menyebabkan pemerintah enggan untuk mengajukan permohonan keanggotaan atau mengadakan referendum yang dapat gagal.
 
Dampak Tidak Bergabung dengan MEE/UE
Keputusan untuk tidak bergabung dengan MEE atau UE dapat memiliki dampak yang signifikan bagi sebuah negara. Beberapa dampak yang mungkin terjadi meliputi:
- Akses Pasar: Negara-negara yang bukan anggota UE mungkin menghadapi hambatan perdagangan yang lebih tinggi dan akses pasar yang lebih terbatas ke pasar tunggal UE, yang merupakan salah satu pasar terbesar di dunia.
 - Investasi Asing: Investasi asing langsung (FDI) mungkin lebih rendah di negara-negara yang bukan anggota UE karena investor mungkin lebih memilih untuk berinvestasi di negara-negara anggota yang memiliki akses yang lebih mudah ke pasar UE dan menikmati perlindungan hukum yang lebih kuat.
 - Kerjasama Politik: Negara-negara yang bukan anggota UE mungkin memiliki pengaruh yang lebih kecil dalam pengambilan keputusan di tingkat Eropa dan mungkin kehilangan kesempatan untuk bekerja sama dengan negara-negara UE lainnya dalam berbagai bidang seperti kebijakan luar negeri, keamanan, dan lingkungan.
 - Mobilitas: Warga negara dari negara-negara yang bukan anggota UE mungkin menghadapi pembatasan yang lebih ketat pada kemampuan mereka untuk bekerja, belajar, atau tinggal di negara-negara UE.
 
Namun, ada juga potensi keuntungan dari tidak bergabung dengan MEE/UE. Negara-negara yang bukan anggota UE memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk menetapkan kebijakan mereka sendiri dan tidak terikat oleh peraturan dan regulasi UE. Mereka juga dapat menghindari kontribusi keuangan untuk anggaran UE dan mempertahankan kontrol yang lebih besar atas sumber daya alam mereka.
Kesimpulan
Jadi, ada banyak negara yang nggak pernah jadi bagian dari MEE. Alasan mereka beragam, mulai dari masalah kedaulatan, netralitas, hingga pertimbangan ekonomi dan politik. Meskipun MEE sudah nggak ada dan berevolusi jadi Uni Eropa, pemahaman tentang sejarah dan alasan di balik keputusan negara-negara ini tetap penting. Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran yang jelas ya, guys! Sampai jumpa di artikel berikutnya!